1.
Berdasarkan
sintaks NHT, kita
dapat membuktikan
bahwa Numbered Head Together dapat
meningkatkan pengetahuan akademik (knowledge) maupun keterampilan (skill).
1)
Pembentukan kelompok
Guru membagi para siswa
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa
dalam kelompok, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Pengelompokkan
berdasarkan kemampuan akademis biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan
tinggi, dua orang berkemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan
akademis rendah. Hal ini dapat dilakukan setelah guru mengadakan pretes (tes
awal).
Pada
fase ini siswa harus mencoba memperhatikan tingkah laku teman satu kelompok
atau anggota kelompok lain dan mencoba untuk saling pengertian dan menghormati.
Siswa belajar untuk dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang sehingga dapat saling mengembangkan struktur kelompok dan peranan
anggota dalam kelompok.
2)
Diskusi masalah
Dalam kerja
kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat
umum.
Agar bisa bekerja secara efektif dalam
proses pembelajaran, kelompok perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat
gotong royong ini dapat membina siswa dalam bekerja sama. Fase ini
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah bermusyawarah,
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan
ide atau pendapat, dan mampu bekerja dalam kelompok, menumbuhkan sikap
ketergantungan yang positif, serta mengembangkan potensi.
Sama seperti model pembelajaran
kooperatif lainnya, NHT mampu mengembangkan keterampilan kooperatif. Melalui
strategi ini siswa dibiasakan untuk membuat kesepakatan, menghargai kontribusi,
mengambil giliran, dan berbagi tugas, mendorong teman untuk turut berpartisipasi,
mencoba menyelesaikan tugas tepat waktu mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara yang dapat diterima, bersabar dan berkompromi. Dengan bekerja secara
kooperatif, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar untuk
siswa sehingga dapat menyusun kesimpulan yang diharapkan.
Model pembelajaran ini juga membiasakan
siswa untuk berbagi informasi kepada lainnya, berbagi ilmu kepada sesama atau
teman sejawat, sehingga strategi ini dapat meningkatkan keterampilan peer
teaching serta membangun kepercayaan diri.
Strategi NHTmenuntut siswa untuk
menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi berakhir, siswa akan bertindak
sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada
kelompok lain di depan kelas. Pada fase ini siswa akan berusaha mencari jawaban
atas suatu pertanyaan, mencari informasi untuk memecahkan masalah atau mencari
cara untuk mengerjakan tugas bersama – sama dengan teman satu kelompok. Para
siswa akan menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadapa isi pelajaran tersebut. Oleh karena itu strategi NHT
dapat meningkatkan penguasaan akademik siswa.
3)
Tukar jawaban antar kelompok
Dalam tahap ini, guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Pada tahap ini siswa akan bertindak
sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada
kelompok lain di depan kelas. Siswa dilatih untuk menjadi juru bicara atau
pemimpin kelompok. Siswa memahami materi yang diberikan karena mampu
mengajarkan kepada siswa lain saat presentasi.
Pada tahap ini juga siswa lain dengan
nomor yang sama memberikan respon, tanggapan, pertanyaan atau sanggahan terhadap
jawaban siswa yang memberikan
presentasi. Siswa akan lebih memahami materi karena dijelaskan oleh teman
sebayanya melalui presentasi kelompok.
Sekali lagi pada tahap ini siswa
diajarkan untuk aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima dan menunjukkan penghargaan dan
simpati dan ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas.
2.
Materi
yang tepat dalam penggunaan model Numbered Head Together adalah :
Pada dasarnya Numbered Head Together dapat
digunakan untuk seluruh mata pelajaran. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan
NHT dalam kegiatan belajar mengajar.
1)
IPA
Strategi ini dapat digunakan dalam
rangka persiapan ujian atau kuis. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
belajar bersama kelompok dan berikan pertanyaan yang berkaitan dengan tes atau
kuis. Gunakan strategi NHT, berikan pertanyaan tentang materi yang berkaitan
dengan tes atau kuis.
2)
IPS
Strategi ini dapat digunakan setelah
membaca teks suatu bab atau setelah materi dijelaskan. Beri pertanyaan yang
membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang teks dan minta siswa untuk
menemukan dan mendiskusikan jawaban. Jika kelompok telah siap, kaji ulang
jawaban menggunakan strategi NHT.
3)
Matematika
NHT dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan matematika. Berikan pertanyaan seputar tentang fakta – fakta atau
informasi yang dapat diperoleh dari suatu soal/permasalahan, cara atau solusi
memecahkan soal/permasalahan secara kelompok.
4)
Bahasa
Indonesia (Menulis)
Siswa dapat mengevaluasi kualitas
selembar tulisan dengan menggunakan rubrik. Minta siswa untuk meninjau tulisan
dalam kelompok dan memberi penilaian atas tulisan tersebut. Minta mereka untuk
merespon nilai tersebut secara rasional menggunakan strategi NHT.
5)
Bahasa
inggris (Membaca)
Pertanyaan komprehensif dapat diajukan
kepada kelompok, dan siswa dapat bekerja sama untuk menemukan jawaban.
Misalnya, ketika membaca sebuah cerita, siswa dapat diberikan tugas
menganalisis pertanyaan tentang karakter-karakter yang ada di dalam cerita baik
itu tersurat maupun tersirat atau informasi yang dapat diperoleh dari dialog
atau aksi yang dilakukan oleh karakter-karakter tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar