Minggu, 11 Oktober 2015

SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDERA PADA MANUSIA

BAB 3 SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA


Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1.1. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
gambar sel saraf (neuron) dan bagian-bagian sel saraf (neuron) dalam Bahasa Indonesia
  1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
  2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
  3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
  4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
  5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
  6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
  7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
  8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
  1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
  2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
  3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

1.2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
  1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.
  2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.
  3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

2.1. Otak Besar

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2.2. Otak Kecil

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

2.3. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

2.4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

5. Penyakit Pada Sistem Saraf

Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.

5.1. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya.encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, danmeningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

5.2. Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.

5.3. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

5.4. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5.5. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

5.6. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

5.7. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

5.8. Dementia

Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

SUMBER 2
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam berbagai sistem dalam kehidupan
Kompetensi Dasar      : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Sistem Koordinasi dan Sistem Indera pada Manusia
Pernahkah tanganmu menyentuh benda yang panas? Bagaiman reaksi tanganmu atau tubuhmu? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Bila kamu mendengar seseorang memanggil namamu, tentunya kamu akan menoleh, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Ada sesuatu dari luar yaitu panasnya benda yang kamu sentuh, atau suara panggilan dari temanmu. Tubuhmu memberikan tanggapan terhadap rangsang dari luar tersebut.
Jantung berdebar dan tangan bergeerak spontan karena terkejut, Pernahkah kamu pikirkan mengapa dan bagaimana tubuhmu bisa memberi tanggapan atau respon seperti itu? Sistem koordinasi,  dan indera bersama-sama terlibat dalam proses tersebut.
Pernahkah kamu menginjak benda yang panas? Tanpa kamu sadari, kamu langsung menarik kakimu. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena kamu memiliki sistem saraf yang berfungsi untuk merespons rangsangan dan melaporkannya ke otak. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi tubuh. Selain sistem saraf, terdapat sistem hormon yang mengendalikan sistem fisiologis tubuh. Sistem saraf berhubungan erat dengan alat indera manusia. Misalnya, ketika kamu menyentuh batang bunga yang berduri, kamu terlebih dahulu melihat batang tersebut dengan mata. Kemudian, kamu menyentuh duri tersebut, lalu kamu terkejut karena duri tersebut melukai kulitmu. Dari responmu tersebut pun sistem saraf telah bekerja.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai pengatur koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai
pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan yang tidak
diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.

Gambar 1 Sel Saraf
Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik, motoris, dan konektor (interneuron).
a. Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.
c. Neuron Konektor (Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak
refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron
konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.
3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh
selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. 
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit sehingga
berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.

c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.

Gambar Otak
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang  saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang  keluar dari sumsum tulang belakang.
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu  saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan  dan fungsi yang khas.
a) Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat  kembar berupa ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis.  Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh  darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
b) Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan  saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang  tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
Untuk lebih memahami tentang sistem koordinasi slakan lihat video ini.

B. Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera.  Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk  untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di  dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan  dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris  menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan  celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari  badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.
3. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).
4. Indera Perasa ( Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau  obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer
berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran memori/daya ingat.
b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan bicara dan berbahasa.
d) Sulit dalam berhitung.
e) Salah meletakkan benda.
f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau
berhias.
g) Perubahan emosi dan perilaku.
h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi
penderita terganggu.
i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi
pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.
j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan
(kecuali sedang menderita flu).
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan
tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat
membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti menjadi tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga.
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf  pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun  tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami
penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan
sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan  dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca
pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar  ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris
SUMBER 3
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron
Cara Kerja Sitem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor- tanggapan
-Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.
-Hipofisa (Pituitary)
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak
Macam hormon yang dihasilkan :
1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan
2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu
3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid
4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek
5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis
6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah
7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.
- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)
Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Letak kelenjar di sekitar jakun.
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.
Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
- Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.
- Kelenjar kelamin
Pada laki-laki
Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang berfungsi mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri kelainan sekunder
Pada wanita
Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :
1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder
2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.
Indera Manusia
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :
1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.
Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak
-
Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.
-
Kulit
- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri
Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
-
-Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.
Kelainan dan Penyakit Indera
➔ Miopi atau rabun jauh
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif
➔ Hypermetropi atau rabun dekat
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
➔ Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negative.
➔ Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja
➔ Katarak
Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga factor usia.


SUMBER 4
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan dibahas tentang sistem saraf .

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon menaggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya : mempercepat/memperlambat denyut jantung, melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.

1. Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).



a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.

b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)

a. Saraf sensorik
saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indra) ke saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor
saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf sensorik ke saraf motorik.

3. Macam-macam Gerak

Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya : menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar :

Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik 

--> Otak  --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)


b. Gerak Refleks (Tak Sadar)
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak benda runcing, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan dan lain sebagainya.
Skema gerak refleks :

Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik 

--> Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)


4. Susunan Sistem Saraf Manusia

Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.


A. Sistem saraf pusat

1) Otak
Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan
dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan
yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan sumsum lanjutan.


a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.

b) Otak Kecil (Cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis sama seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.

c) Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan (medula Oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna kelabu karena banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi neurit (akson). Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak disadari.

2). Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput
meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung akson (neurit) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf.

Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.


B. Sistem saraf tepi

1) Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar Proses yang dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.

Sistem saraf somatis terdiri atas :
a. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.

2) Sistem saraf autonom (tak sadar)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
a. Sistem saraf simpatik
b. Sistem saraf parasimpatik

Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
• Mempercepat denyut jantung.
• Memperlebar pembuluh darah.
• Memperlebar bronkus.
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis.
• Memperlebar pupil.
• Menghambat sekresi empedu.
• Menurunkan sekresi ludah.
• Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem
saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung
SUMBER 5
  A.    Latar Belakang Masalah
Disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Fisiologi Hewan agar lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam membuat suatu makalah dan untuk memahami tentang sistem saraf pada manusia.
  B.     Identifikasi Masalah
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
    a.       Reseptor          : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
    b.      Efektor            : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
    c.       Sel Saraf Sensoris       : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
    d.      Sel saraf Motorik        : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
    e.       Sel Saraf Konektor     : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain
   C.    Pembatasan Masalah
Makalah ini membahas tentang Anatomi Sistem Saraf Pada Manusia

   D.    TUJUAN
Untuk menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan data tentang Sistem Saraf Pada Manusia.

PEMBAHASAN
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Definisi
Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal. 
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi anggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari sel-neuron (terkadang disebut “neuron” atau “sel saraf”). Neuron dapat dibedakan dari sel-sel lain dalam beberapa cara, tetapi mereka yang paling mendasar properti adalah bahwa mereka berkomunikasi dengan sel lainnya melalui sinapsis, yang membran-ke-membran yang mengandung molekul Persimpangan mesin yang memungkinkan sinyal transmisi cepat, baik listrik atau kimia. Banyak jenis memiliki sebuah akson neuron, suatu yg bersifat protoplasma tonjolan yang dapat memperluas untuk jauh bagian tubuh dan membuat ribuan kontak sinaptik. Akson sering bepergian melalui tubuh dalam kumpulan yang disebut saraf.
            Bahkan dalam sistem saraf satu spesies seperti manusia, ratusan jenis neuron ada, dengan berbagai morfologi dan fungsi. Ini termasuk indra neuron yang mentransmutasikan rangsangan fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan motor neuron yang mentransmutasikan sinyal saraf ke aktivasi mucles atau kelenjar, namun pada banyak spesies sebagian besar neuron mereka menerima semua masukan dari neuron lain dan mengirimkan outputnya ke neuron lain.
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
   a.       Reseptor                      : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
   b.      Efektor                        : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
   c.       Sel Saraf Sensoris       : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
   d.      Sel saraf Motorik        : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
   e.       Sel Saraf Konektor     : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain
  A.    Organ Penyusun Sistem Saraf pada Manusia.
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tentang gambar jaringan saraf berikut :
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
(1). Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
(2). Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
(3). Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
  B.     Sistim Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem saraf sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
   1.      Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
   2.      Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
   3.      Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
  a.       Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
   b.      Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
   c.       Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Untuk jelasnya mengenai fungsi saraf otonom baik sistem saraf parasimpatik maupun sistem saraf simpatik dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem Saraf Simpatik
· Mengecilkan pupil
· Menstimulasi aliran ludah
· Memperlambat denyut jantung
· Membesarkan bronkus
· Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
· Mengerutkan kantung kemih
· Memperbesar pupil
· Menghambat aliran ludah
· Mempercepat denyut jantung
· Mmengecilkan bronkus
· Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
· Menghambat kontraksi kandung kemih
   C.    Sistim Saraf Pusat
Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian terbesar, dan termasuk otak dan sumsum tulang belakang. The spinal rongga berisi sumsum tulang belakang, sementara kepala berisi otak. The SSP adalah tertutup dan dilindungi oleh Meninges, tiga sistem berlapis-lapis membran, termasuk yang tangguh, kulit lapisan luar yang disebut dura mater. Otak juga dilindungi oleh tengkorak, dan sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada tulang.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Secara garis besar Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Adapun bagian-bagian dari otak adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis(bagian belakang kepala).
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya.Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
b. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.
c. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.

Tidak ada komentar:

Comment Box is loading comments...